Fakta-fakta Menarik Tentang Swedia yang Mungkin Tak Dimiliki Indonesia

OnWeekend – Sebagai warga negara Indonesia kamu pasti punya satu impian  terhadap negara. Impian di mana kamu bisa merasa tinggal dengan tenang, nyaman dan  bahagia.  Atau mungkin memiliki impian negara yang bersih atau bahkan bersih dari korupsi. Mungkin negara yang kamu impikan tersebut ada di dunia ini.

Swedia, negara yang sempat menyandang predikat negara miskin di abad 19, kini telah berubah. Negara viking itu kini mungkin menjadi negara yang diimpikan oleh setiap orang. Betapa tidak, beberapa fakta yang ada di Swedia kini mungkin membuat kamu ingin tinggal dan menjadi warga negara Swedia. Apa saja fakta itu, berikut fakta-fakta yang mungkin tidak dimiliki oleh Indonesia.

Jam Kerja

Normalnya hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia, menerapkan aturan jam kerja delapan jam bagi pekerja. Tapi di Swedia jam kerja selama delapan jam dianggap tidak efektif. Seperti dilansir dari Metro.co.uk, Swedia kini telah mengubah aturan jam kerja bagi pekerja. Sejak beberapa tahun lalu Swedia telah mencoba jam kerja bagi pekerja dikurangi dua jam dari aturan umum yang berlaku di banyak negara.

Dan hasilnya pun menggembirakan. Para pekerja kini merasa lebih bahagia, kesalahan kerja dapat diminimalisir, dan produktivitas kerja menjadi kian membaik. Dengan jam kerja yang lebih pendek pekerja dianggap termotivasi untuk lebih fokus menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu pekerja dapat waktu lebih untuk istirahat dan berbahagia bersama keluarga serta lingkungannya.

Reputasi Tinggi

Berdasarkan survey dari Reputation Institute pada tahun 2015, negara ini mendepak Kanada dari posisi pertama sebagai negara dengan reputasi tertinggi. Swedia dianggap sebagai negara yang memenuhi berbagai kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya keindahan alam, keamanan, keramahan, dan keefektifan pemerintahannya menyelenggarakan pemerintahan.

Fasilitas Publik

Bila kamu bepergian ke mana pun di kota-kota yang ada di negara Swedia tak perlu lagi membeli air mineral jika sedang merasa haus. Pemerintah telah menyediakan air minum untuk warga negaranya. Meminum air keran adalah hal yang biasa di Swedia, karena air di keran tersebut telah dijamin kebersihan dan kesegarannya oleh pemerintah.

Fakta terebut tentunya sangat berbanding terbalik dengan Indonesia. Air keran di Indonesia tidak dapat diminum langsung. Jika kamu merasa haus ketika bepergian, kamu harus membeli air mineral yang dibungkus dalam kemasan. Hal ini tentunya menambah biaya pengeluaran kamu.

Disiplin

Swedia sangat terkenal menghormati waktu. Dalam keadaan bagaimana pun, jika waktu yang ditentukan telah ditetapkan, maka pada saat itulah acara atau kegiatan harus dimulai tanpa menunggu seseorang yang terlambat. Selain itu, budaya antri telah menjadi bagian dari setiap orang di sana.

Mungkin di Indonesia kamu masih menemukan hal yang justru sebaliknya. Pertemuan menjadi molor satu sampai dua jam karena keterlambatan orang-orang yang turut dalam pertemuan tersebut. Begitu juga denganbudaya antri.

Indeks Korupsi

Transparency International (TI) pernah merilis data indeks persepsi korupsi (Perception Corruption Indeks) untuk tahun 2015. Dari 168 negara yang amati, Swedia dan negara skandinavia lainnya menduduki peringkat teratas sebagai negara yang bersih dari korupsi. Sedangkat Indonesia terpapar di peringkat 88.

Rasanya tak heran dengan hasil survey tersebut, mengingat di Indonesia masih sering kita baca dari pemberitaan di media adanya politisi atau pejabat pemerintah baik pusat maupun daerah yang tertangkap karena korupsi.