OnWeekend – Seorang perempuan berjalan lenggok di dalam rumah dengan lantai mengkilap. Tiba-tiba makanannya terjatuh ke lantai. Bukannya merengut ia malah memungut makanan tersebut dan berkata,“Belum 5 menit.”
Generasi 90an pasti masih ingat adegan terkenal iklan produk pembersih lantai itu. Slogan ‘belum 5 menit’ untuk selanjutnya merayap dari mulut ke mulut. Kalau teknologi sudah semaju sekarang, waktu itu mungkin segera menyebar meme belum 5 menit hanya dalam sepekan.
begitulah kira-kira kata kebanyakan orang ketika melihat makanan jatuh. Kita berasumsi bahwa makanan yang jatuh itu jika langsung diambil masih layak dikonsumsi. Apalagi kalau makanan yang jatuh itu adalah makanan favorit atau kesukaan kita, mustahil kita akan membuangnya ketika baru terjatuh.
Ternyata bukan hanya di Indonesia mitos “belum 5 menit” itu berlaku, di sejumlah negara juga mempercayai mitos itu.
Namun, seperti dilaporkan CBS News (9/9), temuan terbaru dari Donald Schaffner, peneliti Universitas Rutgers, Amerika Serikat, meruntuhkan mitos “belum 5 menit” tersebut. Dari hasil penelitian itu Donald Schaffner menemukan bahwa makanan dapat terkontaminasi dengan mudah. Kadar kelembaban dan waktu jatuh makanan ke lantai berkontribusi pada kontaminasi silang.
Schaffner beserta tim peneliti menguji 4 jenis makanan yaitu roti, roti dan mentega, semangka dan permen kenyal pada 4 permukaan yang berbeda yaitu keramik, kayu, stainless steel, dan karpet.
Hasilnya, makanan pada karpet terkontaminasi paling rendah dibandingkan lantai keramik dan stainless steel. Pada jenis makanan, semangka mengumpulkan kontaminasi paling banyak.
Dari hasil penelitian itu ia juga menemukan bahwa semakin lama makanan terjatuh maka bakteri yang hinggap ke makanan makin banyak.
Sebelumnya, ahli gizi dari Australia, Rachel Williams, juga mengemukakan hal serupa. Ia mengatakan jika makanan yang basah terjatuh, maka akan berbahaya karena bakteri mudah sekali masuk.
Nah, kalau sudah begini apakah kamu masih percaya mitos ‘belum 5 menit?’