OnWeekend – Menunaikan Haji bagi yang mampu. Begitu bunyi dari rukun Islam kelima. Setiap tahun menjelang Idul Adha kita selalu disuguhi berita-berita tentang jamaah haji asal Indonesia yang berangkat ke tanah suci. Namun ternyata tak banyak yang tahu bahwa ada beberapa fakta menarik tentang haji di Indonesia. Berikut Onweekend.co mengumpulkannya untuk kamu:
Label Haji
Hanya di Indonesia orang yang menunaikan rukun kelima ini ditempel label, artinya setiap orang yang pulang dari tanah suci dalam rangka menunaikan ibadah haji secara langsung namanya tercantum gelar “H”. Ternyata hal ini cuma terjadi di Indonesia
Kenapa kita menyebutnya sebagai label?, sebab ini menyangkut sejarah, dimana dulu pemerintah Hindia Belanda begitu membatasi gerak-gerik dari umat muslim, sebab menurut pemerintah Hindia Belanda, kebanyakan yang pulang dari menunaikan ibadah haji selalu membawa perubahan, misalnya saja Imam Bonjol, Diponegoro, atau KH. Hasjim Asyari pendiri Nahdatul Ulama. Oleh karena ketakutan Hindia Belanda terhadap para jamaah Haji inilah yang menjadi alasan mereka memberikan “tanda” pada para haji. Sehingga dengan begitu pemerintah Hindia Belanda bisa mengontrol gerak-gerik mereka. Sebab setiap orang yang berhaji juga harus memiliki ijin dari pemerintah Hindia Belanda.
Dokumentasi Pertama Haji Asal Indonesia
Para Haji asal Indonesia yang di dokumentasikan oleh Snouck Hurgronje, foto: ist
Sebelumnya kita sudah katakan bahwa pemerintah Hindia Belanda sangat takut pada gerak-gerik kaum muslim, nah… pemerintah Hindia Belanda bisa ketakutan begitu karena laporan dari orang bernama Snouck Hurgronje. Hurgronje adalah peneliti yang mempunyai perhatian besar pada budaya Islam di Indonesia. Karena perhatiannya ini ia sampai harus ke tanah suci dan memeluk agama Islam demi meneliti. Nah.. ketika ke tanah suci inilah ia mengabadikan beberap gambar yang menampilkan para jamaah haji asal Indonesia.
Beberapa anggapan mengatakan bahwa gambar-gambar milik Hurgronje ini adalah dokumentasi pertama haji asal Indonesia di tanah suci.
Haji dan Makanan
Ikan Masak Kering Kayu, foto: ist
Beberapa makanan Nusantara tercipta untuk perjalanan yang jauh, termasuk untuk para jamaah haji. Contohnya masakan khas Ternate yang bernama Ikan Masak Kering Kayu, masakan ini terbuat dari beragam rempah-rempah, proses membuatnya tergolong lama, makanan ini bisa bertahan sangat lama. Beberapa anggapan mengatakan bahwa makana ini tercipta karena kegiatan berhaji yang notabene harus menempuh waktu yang lama, sehingga membutuhkan masakan yang bisa tahan lama.
Mungkin saja hal tersebut juga berlaku untuk masakan khas Padang yang masyur itu: Rendang. Toh sama-sama diperuntukkan untuk perjalanan jauh.
Jumlah Haji asal Indonesia
Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan begitu tk ayal jumlah jamaah haji asal Indonesia juga merupakan yang terbanyak di dunia. Tahun ini saja pemerintah memberikan kuota haji sebanyak 168.800 orang. Tak heran kalau banyak yang harus menunggu bertahun-tahun untuk bisa berangkat ke tanah suci. Bahkan karena saking banyaknya jamaah haji asal Indonesia, sampai-sampai beberapa orang yang nekat berhaji lewat pemerinta Filipina.
Haji Pertama di Nusantara
Tentu saja sudah banyak sekali orang yang berhaji, tapi tahukah kamu siapa haji pertama asal Nusantara?..
Ada banyak anggapan siapa haji pertama asal Nusantara, tapi salah satu anggapan yang bisa dipertanggung jawabkan adalah naskah Parahiyangan. Prof. Dadan Wildan Anas menyebutkan bahwa Haji asal Nusantara yang pertama adalah Bratalegawa putra kedua Prabu Guru Pangandiparatma Jayadewabrata asal tanah Pasundan (1357-1371). Bratalegawa adalah seorang saudagar yang sering berkunjung ke berbagai negeri, termasuk Arab. Ia kemudian menikahi muslimah dari Gujarat dan kemudian memeluk agama Islam dan menunaikan ibadah Haji. Ia kemudian pulang dan bisa dipanggil dengan Haji Purwa.
Haji Misbach
Kenapa Haji Misbach itu menarik?, sebab ia adalah Haji yang betul-betul memegang keyakinannya, bukan agama, melainkan ideology politiknya yakni komunis. Seorang Haji yang komunis?, tentu saja adalah sesuatu yang menarik. Bahkan ia biasa disebut sebagai “Haji Merah” karena kekomunisannya itu. Sebab kita tahu bahwa paham ini selalu dianggap bertolak belakang dengan ajaran Islam. Haji Misbach adalah anomaly dalam hal ini, juga sekaligus melemahkan anggapan bahwa orang yang komunis sudah pasti tak beragama.
Entah bagaimana caranya Haji Misbach dalam mempadu-padankan dua ajarannya tersebut. yang pasti dengan dua keyakinannya itu ia bisa melabrak penjajah.