OnWeekend – Dalam beberapa hari terakhir netizen di Indonesia heboh oleh lagu “Nasi Padang” yang beredar di Youtube. Nasi Padang mungkin biasa-biasa saja bagi orang Indonesia, apalagi orang Minang. Tetapi bagi Audun Kvitland, sang pencipta lagu, masakan ini memberikan kesan yang mendalam.
Audun berlibur ke Indonesia pada Juli 2016. Selama tiga pekan dia bersama beberapa sahabatnya mengunjungi Bali, Labuan Bajo, Ende, Lombok, Yogyakarta, dan Jakarta. Audun mengatakan bahwa dirinya sangat suka makanan. Setiap kali traveling dia mencoba kuliner khas, dan menurutnya Nasi Padang merepresentasikan Indonesia.
Sayangnya Audun hanya menikmati Nasi Padang di hari terakhir liburannya, di Jakarta. Namun pertemuan pertama itu begitu membekas, sehingga dia memutuskan akan menciptakan sebuah lagu sebagai atribut pada Nasi Padang.
Kalau didengar seksama, lirik lagu “Nasi Padang” memang agak romantis. Audun menyelipkan beberapa metafora sebagai pujian terhadap masakan berkuah tersebut. Daripada penasaran, yuk kita oprek beberapa kalimat dalam lirik lagu “Nasi Padang.”
Hidup itu selalu punya kejutan
“Rasanya tak percaya kalau ini adalah nyata”
Bukan hidup namanya kalau datar-datar saja. Kalau orang Jawa bilang hidup itu aja dumeh lan aja gumunan, yang artinya jangan menganggap remeh dan tak perlu silau melihat sesuatu. Nikmati, lakukan yang terbaik, dan syukuri hidupmu setiap saat.
Makan menggunakan tangan lebih nikmat, karena tangan itu milikmu sendiri
“Ingatlah, selalu gunakan tanganmu untuk menyantapnya”
Tangan adalah anugerah Tuhan, modal kamu untuk hidup. Selagi mungkin, makan menggunakan tangan memang lebih nikmat daripada memakai sendok. Kamu jadi terbiasa membersihkan tangan sebelum makan, sebab hanya kamu yang dapat merasakan kebersihan itu.
Kobokan, kamu harus bertanggungjawab atas perbuatanmu
“Merasakan air kobokan di jariku”
Selalu ada risiko dari setiap kenikmatan. Kamu baru saja makan dengan lahap sehingga tanganmu kotor dan perlu kembali bersih. Kobokan mengajarkan kita bertanggung jawab. Tak perlu berlama-lama, segera bersihkan tanganmu agar bisa digunakan untuk kebaikan yang lain.
Jangan lupakan sambal ijo, karena hidup tidak setengah-setengah
“Sayang sekali kalau kau pergi tanpa mencoba sambal ijonya”
Nasi Padang dan sambal ijo itu tidak bisa dipisahkan. Makan saja semua, karena itu bagianmu. Tidak ada gunanya melakukan sesuatu setengah-setengah. Membiarkan sambal ijo sama saja melewatkan kesempatan mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Makanan itu simbol yang universal
“Aku suka nasi padang seperti lebah suka madu”
Selain musik, sepakbola, makanan dapat menyatukan dunia. Dari makanan kamu bisa mempelajari budaya negara lain. Makan adalah makna. Kebetulan saja Audun menunjukkan kecintaannya pada nasi padang lewat lagu. Padahal kita juga menyukai makanan dari luar, seperti sushi atau spaghetti. Hanya saja kita tidak menciptakan lagu. Tidak ada yang salah, bukan?