OnWeekend – Pecinta olahan daging tentu cukup akrab dengan Wagyu, daging sapi yang disebut-sebut memiliki kulitas terbaik di dunia. Konon, harga per kilogramnya bisa mencapai lebih dari Rp.1 juta.
Harga yang mahal atas sapi Wagyu jelas bukan sekadar pemberian dari tuhan. Sapi ini dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan cita rasa yang fantastis serta meningkatkan nilai jual. Bukan cuma makan rumput seperti kebanyakan sapi pada umumnya, sapi ini juga diberi makan jagung dan dibekali berbagai macam vitamin hingga kalsium.
Sebenarnya, nama Wagyu di ambil dari negara asal sapi ini dikembangbiakan. Wa berarti Jepang dan Gyu berarti sapi. Orang-orang di negeri sakura ini, terutama di daerah Kobe adalah penghasil sapi Wagyu terbesar. Untuk menambah kenikmatan tiap potongannya, peternak sapi di Kobe memberi Sake, minuman beralkohol khas Jepang untuk minuman rutin ternak mereka.
Kombinasi makanan sehat dan sake dipercaya membuat daging Wagyu memiliki kadar lemak otot yang tinggi. Semakin tinggi kandungan lemak pada otot sapi maka cita rasa daging Wagyu akan semakin nikmat. Selain itu, sapi ini juga rutin dimassage setiap harinya untuk mendapatkan tekstur sapi yang empuk. Semakin relax dan tidak stres sapi Wagyu, semakin nikmat daging yang dihasilkan.
Karena tretment yang sangat luar biasa, mengonsumsi sapi Jepang ini dipercaya mampu mempercantik kulit, menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh hingga mencegah kanker. Setidaknya, begitu rilis sebuah penelitian yang dilakukan oleh Washington State University, Amerika Serikat.
Belakangan, Australia juga mulai mengembangbiakan sapi serupa. Karena bibitnya tetap berasal dari Jepang, sapi negeri kangguru ini dikenal dengan sebutan Wagyu Australia. Harga jualnya juga relatif mahal, bisa mencapai lebih dari Rp.500 ribu per kilogramnya. Beberapa Wagyu Australia bahkan bisa dihargai lebih tinggi tergantung standar marblingnya. Marbling adalah komposisi titik putih dalam daging. Semakin banyak titik putih semakin mahal pula harga per kilogram Wagyu Australia.