OnWeekend – Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia terpilih sebagai “World’s Best Airline for Halal Travellers” dalam ajang World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016 yang diselenggarakan oleh International Travel Week Abu Dhabi, UAE. Terpilihnya maskapai pelat merah ini menjadi momentum Indonesia untuk meningkatkan kualitas turisme halal.
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar mengatakan tren wisatawan muslim menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Traveler muslim adalah pasar yang potensial dan harus digarap secara serius. Salah satunya dengan menyediakan penerbangan halal.
Untuk itu Benny mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan penerbangan dengan selalu berinovasi dan memberikan yang terbaik. Tidak hanya bagi traveler muslim Indonesia, tetapi juga dari negara-negara lain.
”Terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah vote Garuda Indonesia. Juga kepada Kemenpar yang juga membantu memberikan komando terkait dengan ajang ini,” ujarnya.
Benny menjelaskan, Garuda Indonesia menerapkan standar kualitas dan pengawasan yang sangat baik dalam pelayanannya. Semua makanan yang disajikan di dalam penerbangan hingga lounge Garuda Indonesia dijamin halal. Catering rekanan maskapai ini pun dipastikan telah mengantongi sertifikat halal.
”Sesuai dengan konsep layanan Garuda Indonesia Experience yang menjadi ciri khas. Kami menawarkan beragam pilihan makanan dan masakan khas Indonesia yang dipadu dengan penyajian kuliner modern,” katanya.
Seperti diketahui Indonesia baru saja meraih 12 penghargaan dari 16 kategori di ajang World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016. Indonesia berhasil mengalahkan beberapa negara pesaing Halal Tourism, antara lain Malaysia dan Uni Emirat Arab.
Pengumuman tersebut disampaikan Rabu (7/12) lalu, setelah melalui tahap penilaian dan nominasi sejak awal November 2016 yang diikuti 383 peserta (badan usaha, merk, ataupun Negara), yang dilanjutkan dengan penentuan pemenang dari nominasi yang ada melalui proses voting. Proses e-voting yang dilaksanakan diikuti lebih dari 1.8 miliar pemilih dari 116 negara.