OnWeekend – Buku memiliki beragam makna bagi setiap orang, tak terkecuali dengan Barack Obama, mantan presiden Amerika Serikat yang baru saja digantikan oleh Donald Trump. Jika kebanyakan orang memaknai buku sebagai jendela dunia alias sumber ilmu pengetahuan, maka Obama memandang buku sebagai ‘pahlawan’. Buku adalah pahlawan bagi Obama di kala terserang stress selama menjalani aktivitasnya sebagai presiden.
“Saat kegiatan bergerak sangat cepat dan begitu banyak informasi disalurkan yang bisa saya katakan adalah, mereka [buku] membiarkan saya mengatur keseimbangan selama delapan tahun ini, karena ini adalah tempat yang datang kepada Anda dengan keras dan cepat dan tidak membiarkan Anda berhenti,” kata presiden ke-44 AS itu seperti dilansir dari CNN.
Berkat buku juga lah Obama menemukan obat pelipur lara saat dirundung kesepian. Dari buku tentang para tokoh-tokoh dunia ia menemukan ‘rekan’ yang senantiasa menemani dirinya dalam kesunyian.
“Terkadang Anda harus semacam melompati sejarah untuk menemukan ‘rekan’ yang punya perasaan terisolasi yang sama. Dan itu sangat berguna,” katanya. Menurut Obama, Abraham Lincoln, Martin Luther King Jr, Gandhi, dan Nelson Mandela membuatnya ‘terkoneksi.’
Suami dari Michelle Obama ini memang dikenal sebagai pelahap segala buku. Ia mengungkapkan bahwa dirinya menggemari buku-buku karya James Baldwin, Richard Wright, W.E.B. Du Bois, dan Malcolm X. Obama juga suka membaca buku-buku filsafat karya dari Saint Augustine, Friedrich Nietzsche, sampai Jean-Paul Sartre.
Kebiasaan membaca Obama memang sudah dimulai sedari muda hingga menjadi sosok penting di negara adidaya tersebut. Kini dengan berakhirnya masa jabatannya sebagai presiden, Obama tidak perlu mencuri-curi waktu lagi untuk sekadar membaca. Sekarang ia bisa bebas menikmati buku-buku kesukaannya tanpa harus khawatir terganggu tugas negara lagi.