OnWeekend – Siklus megapolitan yang padat seringkali memaksa orang melakukan segala hal dengan terburu-buru. Tidak jarang hal yang penting terpaksa ditinggalkan demi mengejar waktu. Sarapan pagi, misalnya. Hampir dari kita semua pernah meninggalkan sarapan. Bagaimana dampaknya?
Sesekali melupakan sarapan mungkin tidak berakibat panjang terhadap kondisi tubuh. Makan sebelum beraktifitas merupakan langkah baik dan dianjurkan secara klinis. Tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk membantu aktifitas. Sebaliknya, jika tidak diisi, apalagi jika sudah jadi kebiasaan, bisa berakibat fatal bagi tubuh.
Serangan jantung
Dokter dan nutrisionis telah lama menyarankan sarapan secara rutin. Selain energi, asupan nutrisi juga baik buat kesehatan mental. Namun sebuah jurnal yang diterbitkan Asosiasi Jantung Amerika Serikat menyebutkan pria paruh baya yang punya kebiasaan meninggalkan sarapan mempunyai risiko penyakit dan serangan jantung lebih besar daripada yang sarapan tiap pagi. Secara klinis, sarapan ternyata dapat membantu mengontrol tekanan darah.
Obesitas
Sebuah jurnal epidemiologi yang diterbitkan Oxford Academic 2003 silam memaparkan kebiasaan makan pagi mencegah makan terlalu banyak pada siang hari. Makan yang berlebihan dapat mengakibatkan penumpukan lemak sebagai langkah awal obesitas. Sarapan juga membantu hormon insulin bekerja lebih optimal.
Mood yang buruk
Pada 1999 dilakukan penelitian selama enam tahun tentang dampak sarapan bagi kerja otak dan memori. Hasil studi tersebut kemudian diterbitkan dalam jurnal psikis dan perilaku di Science Direct. Ditemukan bahwa orang dewasa yang rutin sarapan punya mood yang lebih baik daripada sebaliknya. Sarapan membentuk semangat dan cara berpikir positif. Namun hendaknya sarapan dengan makanan rendah gula, lemak, dan kolestrol.
Menjadi pelupa
Sementara itu melalui sebuah penelitian yang lain ditemukan fakta bahwa anak-anak yang konsisten sarapan cenderung memiliki ingatan jangka pendek yang lebih kuat daripada yang sering melupakannya.