Ani, Primadona yang Ditinggalkan

Ani, Primadona yang Ditinggalkan

Onweekend – Dahulu, kota Ani pernah dihuni oleh ribuan orang, menjadi pusat budaya dan kekuatan regional saat abad pertengahan, dibawah dinasti Bagratid Armenia. Hari ini, semua berubah. Ani kini berdiri sendiri di sebuah dataran tinggi terpencil di timur laut Turki, 45km dari kota perbatasan, Turki Kars, yang berbatasan langsung dengan Armenia. Ani tak lebih dari sekedar kota yang ditinggalkan.

Kota Ani telah ada sejak abad ke-8. Kala itu, Ani menempati kawasan strategis karena berada di jalur perdagangan timur-barat (Asia-Eropa).

Dari tahun ke tahun, kehidupan masyarakat di Ani berkembang dan maju. Banyak bangunan yang didirikan, seperti menara dan gereja-gereja. Bahkan, Ani sempat dinobatkan sebagai ‘Kota 1.001 Gereja’. Walau para arkeolog hanya bisa menemukan 40 gereja di sana.

Saat di bawah kekuasaan Bagratid pada abad ke-11, Ani pernah menjadi ibukota Armenia. Ani sangat maju di zamannya. Dengan populasi penduduk mencapai mencapai 100 ribu jiwa. Tapi, di abad ke-13, bencana melanda Ani dan memporakporandakan seisi kota. Banyak gereja yang hancur.

Setelahnya, giliran kekaisaran Seljuk yang menduduki Ani. Kota ini dibangun kembali. Kota bawah tanah dibangun dengan merombak gua-gua di sana menjadi tempat berlindung untuk berjaga-jaga, kalau saja kembali terjadi gempa.

Lantas, Rusia tergiur dan hendak menguasai Ani. Namun akhirnya Kekaisaran Ottoman yang berhasil menjadi penguasa terakhir dan terlama di kota ini, sekitar 400 tahun.

Kemudian, situasi sempat panas saat Turki dan Armenia saling mengklaim bahwa Ani masuk dalam wilayahnya. Hingga akhirnya di tahun 1920, Ani dengan resmi berada di bawah wilayah Turki.

Ani benar-benar mulai ditinggalkan pada abad ke-19. Menurut masyarakat di sana, kehidupan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki atau di Armenia jauh lebih menjanjikan. Apalagi wilayah Ani sering dilanda gempa dan berada di atas perbukitan yang sering tertutup salju.

Maka pelan-pelanlah masyarakatnya bertransmigrasi demi kehidupan yang lebih baik. Walau begitu, bangunan-bangunan di sana masih ada yang berdiri kokoh serta menjadi cagar sejarah yang tak ternilai harganya.

Jika kamu tertarik ke sini, butuh waktu sekitar dua jam 10 menit dengan naik pesawat turkish Airlines atau Pegasus Airlines dari Istanbul. Sesampainya di Ani, konon, yang terdengar hanya suara angin menderu. Kota ini sudah tak ditinggali lebih dari 90 tahun lamanya. Sepi. Ketakutan bisa saja menghampiri.