OnWeekend – Buku adalah jendela dunia. Oleh karena itu membaca buku sangatlah penting guna menambah pengetahuan. Namun tidak sedikit yang tidak paham mengenai manfaat dari membaca buku.
Hal itulah yang sekiranya mendorong seorang petugas perpustakaan di SDN Cisalak, Kabupaten Bandung, bernama Elis Ratna untuk menyebarkan virus gemar membaca bagi warga sekitar. Uniknya cara yang ditempuh Elis tidaklah biasa. Ia memanfaatkan angkot sebagai media untuk mengajak penumpang melahap bacaan.
Sebuah angkot disulap menjadi ‘perpustakaan berjalan’. Bersama suaminya- yang berprofesi sebagai supir angkot – Elis mengubah bagian dalam angkot dengan menaruh semacam rak buku di bagian kaca belakang. Beberapa buku bacaan seperti buku masak atau buku kepribadian pun tertata rapi di rak sederhana tersebut.
Dengan adanya angkot pustaka ini Elis berharap bisa menanamkan minat baca sekaligus membantu anak-anak yang tak bisa mengakses pendidikan agar tetap bisa mendapat wawasan.
“Banyak anak-anak kampung yang mungkin potensinya lebih baik dari orang kota. Anak-anak di sini butuh (buku-buku dan pendidikan). Saya hanya menanamkan (ajaran) bahwa pendidikan hak segala bangsa. Walau saya bukan guru, minimal dengan membaca, mereka bisa melangkah mandiri,” katanya, dikutip dari BBC.
Sebelum mengoperasikan angkot pustaka, Elis sudah lebih dulu membuat ‘perpustakaan berjalan’ serupa, namun medianya ialah motor. Elis menggunakan motor yang mengangkut sejumlah buku untuk menawarkan buku bacaan kepada anak-anak desa sekitar. Elis memang dikenal sangat menaruh perhatian kepada dunia literasi.
Ia sangat peduli kepada anak-anak yang tidak sepenuhnya bisa mendapatkan pendidkan. “Idenya dari keprihatian pribadi. Dulu kan saya sekolah kurang dana, saya gak mau orang mengalami seperti saya. Pendidikan itu menuntaskan semua masalah kehidupan,” ucapnya.
Trayek angkot pustaka Elis dari kabupaten ke kota, yang menempuh waktu sekitar 2 jam. Selama itulah sekiranya bisa dimanfaatkan untuk membaca buku. Yang dilakukan Elis dengan angkot pustakanya menambah daftar warga yang memiliki inisiatif menanamkan minat baca kepada warga. Semisal di Purbalingga ada Ridwan Sururi dengan kuda pustakanya. Kabar ini seharusnya menjadi pukulan telak bagi pemerintah karena tak kunjung memliki inisiatif serupa. Yang ada malah sebaliknya.