Onweekend – Indonesia punya hubungan kuat dengan Perang Dunia II, tepatnya di Pulau Morotai. Morotai pernah digunakan sebagai pangkalan perang pasukan Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II yang berlangsung tahun 1939 – 1945. Pemerint ah mengabadikan peran Morotai dalam perang tersebut di Museum Morotai Perang Dunia II.
Beberapa waktu lalu, Museum Morotai kedatangan koleksi baru yang dikirim langsung dari Amerika. “Pada tanggal 7 November 2016 sudah diterima kiriman foto dari Amerika terkait Mac Arthur sebanyak 56 lembar. Dokumen, gambar dan semua pernak pernik terkait Perang Dunia II itu, akan disimpan di Museum Morotai, yang diharapkan menjadi salah satu unggulan wisata Morotai,” ujar Ketua Pokja Tim Percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Hiramsyah Sambudhy Thaib.
Museum Morotai memang sudah cukup terkenal dikalangan pecinta wisata sejarah. Sebelum dikirimi koleksi baru oleh pemerintah Amerika Serikat, beberapa koleksi museum ini sudah cukup banyak dan menarik. “Ada tank, kapal perang, dan semua komponen perang. Juga ada storyline perjalanan Perang Dunia II, Morotai dipakai sebagai basecamp Amerika di Morotai oleh Jendral Douglas MacArthur, ini sangat menarik sekali bagi wisatawan,” kata Hiramsyah.
Sejarah itu bermula pada September 1944, ketika Jenderal Douglas MacArthur membawa ratusan pesawat Sekutu ke Morotai. MacArthur memilih pulau itu karena posisinya sangat dekat dengan Filipina dan berada di sisi Samudera Pasifik. Dalam waktu tiga bulan Morotai menjadi pulau militer.
Sebagai pusat konsolidasi pasukan Divisi VII Angkatan Perang Amerika Serikat yang tengah menaklukkan Jepang, MacArthur memboyong 3.000 pesawat tempur sekutu, terdiri dari pesawat angkut, pengebom, dan 63 batalion tempur ke Morotai. Hasilnya, Amerika dan Sekutu berhasil melumpuhkan Jepang melalui Filipina. Peninggalan Perang Dunia II tidak hanya landasan pacu. Di Pulau Zum Zum, dekat dengan Morotai, terdapat bungker tentara Amerika Serikat. Dulu bungker ini menjadi tempat persembunyian senjata dan tentara Amerika. Sedangkan di antara hutan mangrove terdapat gua tempat tentara Jepang bertahan.
Kalau sempat menyelam di sekitar Pulau Zum Zum, kamu bisa melihat bangkai kapal selam milik tentara Jepang. Tapi jika tak bisa menyelam, kamu bisa datang ke Desa Mata Air yang letaknya tak jauh dari Pitu Street. Di mata air itu biasanya MacArthur mandi untuk membersihkan dirinya.Begitulah sejarah Perang Dunia II dilihat dari Pulau Morotai. Pulau kecil yang penuh cerita perang.
Selain Museum Morotai, jika datang ke mari, kamu juga bisa mengunjungi coastal zone dengan pantai pasir putih yang keren. Ada sea zone dengan pemandangan bawah laut yang kaya. Datang ke Morotai adalah pilihan yang tepat bagi kamu yang tertarik dengan keindahan laut dan mencintai sejarah.