5 Benteng yang Wajib Dikunjungi di Kota Ternate

5 Benteng yang Wajib Dikunjungi di Kota Ternate

OnWeekend – Benteng adalah saksi bisu dari apa yang terjadi pada masa silam, tentang pergolakan kekuasaan dalam menguasai suatu daerah dan juga menahan gempuran musuh. Untuk dapat merasakan suasana sejarah ratusan tahun lalu, benteng bisa menjadi tempat yang cocok untuk berwisata sejarah.

Ternate, dengan segala kejayaan dan kemunduran masa lalunya, menjadikan kota ini memiliki beberapa benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Pergolakkan bangsa-bangsa yang ingin menguasai Ternate mengharuskan penguasa  (entah Belanda atau Portugis) mendirikan benteng.

Jika kamu memutuskan traveling atau backpacking ke Ternate, berikut lima benteng yang harus dikunjungi ketika kamu sedang berkunjung ke kota yang dahulu kaya rempah-rempah ini:

Benteng Toloko

Benteng ini dibangun pada tahun 1540 oleh Pangleima Portugis bernama Fransisco Serao. Benteng ini berada di sebelah utara kota Ternate. Berada di puncak sebuah bukit yang tak jauh dari bibir pantai menjadikan benteng ini juga menyimpan pemandangan yang memukau.

Benteng Toloko dibangun sebagai usaha Portugis dalam menguasai cengkih di Ternate waktu itu, namun pada 1610 diambil alih oleh Belanda, dan direnovasi oleh Pieter Both. Ada yang unik dari benteng ini, yakni kalau dilihat atas akan berbentuk seperti kemaluan pria.

Benteng Oranje

Benteng yang satu ini sangat istimewa sebab ini adalah tempat di mana VOC berpusat pertama kali, ya, sebelum VOC pindah ke Batavia ia berkantor di benteng ini. Juga sebagai lokasi penyimpanan rempah-rempah.

Didirikan pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge Benteng Oranje berada di pusat kota Ternate, pun tak jauh dari pantai. Sebelumnya benteng ini adalah sebuah bangunan tua yang didirikan oleh Portugis dan kemudian ditempati oleh bangsa Melayu. Penamaannya diberikan oleh Francois Wiltlentt pada tahun 1609.

Saat ini benteng Oranje sudah mulaui ditata sedemikian rupa, perayaan pun kerap berpusat di sini, misalnya saat terjadinya gerhana matahari beberapa waktu lalu.

Benteng Kalamata

Benteng ini terletak di sebelah selatan kota Ternate, tepatnya di kelurahan Kayu Merah. Dibangun pada tahun 1540 oleh Portugis, benteng ini awalnya bernama Santa Lucia, namun kemudian diubah menjadi Kalamata yang notabene adalah nama dari Pangeran Kalamata, adik dari sultan Mandarsyah. Saat ini masyarakat sekitar lebih banyak menyebutnya sebagai benteng Kalumata.

Benteng tersebut dibangun guna menghadang para balatentara yang berasal dari pulau Tidore. Memang saat itu Ternate dan Tidore terlibat peperangan yang dibekingi oleh Portugis (di pihak Ternate) dan Spanyol (di pihak Tidore). Itulah sebabnya menghadap ke Tidore dan sebagian bangunannnya berada di atas laut.

Benteng Kastela

Benteng yang bernama lain Gam Lamo atau dalam bahasa Indonesia berarti kampung besar ini merupakan salah-satu benteng penting di kota Ternate. Di sinilah sultan Ternate Khairun dikhianati oleh para Portugis yang mengundangnya untuk membicarakan hubungan kedua bangsa. Di sini pula Sultan yang termasyur namanya itu, Baabullah, menemukan alasan mengusir Portugis dari Ternate, sebab telah membunuh ayahnya.

Benteng Kastela dibangun pada tahun 1522 oleh Antonio de Brito, rampung pada tahun 1540 pada masa Jorge de Castro. Benteng ini adalah tempat utama Portugis mengatur segala monopolinya pada rempah-rempah. Sejak lama memang Kastela dikenal sebagai kampung inti dari pemerintahan kesultanan Ternate, makanya itu sebutannya Gam Lamo atau Kampung Besar.

Di depan gerbang benteng ini terdapat lambang garuda berkepala dua yang merupakan lambang kesultanan Ternate, atau biasa disebut Goheba Madopolo Romdidi. Juga ada tulisan “Jou se Ngofa Ngare” yang berarti “aku dan engkau”, sebuah bentuk kebersamaan dan perdamaian.

Benteng Kota Janji

Benteng ini terletak di pinggir jalan Ngade, kelurahan Fitu. Kota Janji terletak di sebuah bukit yang cukup tinggi, di sebelah kanannya terpampang gunung Tidore dan selat antara Ternate dan Tidore. Dibangun pada tahun 1532 oleh Portugis dan diberi nama San Jao.

Portugis diusir dari ternate karena membunuh sultan Khairun, sejak itulah benteng Kota Janji dikuasai oleh Spanyol, lantas kemduian digunakan untuk mengawasi perairan di sekitar Ternate dan Tidore. Kerapkali juga digunakan untuk tempat berlabuhnya armada militer yang melakukan perjalanan dari Manila, Fillipina.

Namun sayangnya sebagian besar benteng yang berbentuk trapesium ini sudah runtuh. Ohya dari benteng ini kamu bisa melihat pemandangan yang terdapat di uang pecahan 1000 rupiah lho..

Nah, itulah beberapa benteng penting yang hingga kini berdiri kokoh di Kota Ternate. Jika ke Ternate, jangan sampai tak mampir ke benteng-benteng ini, sebab merupakan saksi bisu dari pergulatan monopoli rempah, yang juga merupakan bukti sejarah bagaimana Indonesia disatukan.